Cara Belajar Ibnu Sina, Sang Dokter Legendaris


Avicenna, alias Ibnu Sina
Assalamu'alaikum ! Balik lagi di postingan ane yang terbaru. Kali ini yang dibahas adalah tentang Ibnu Sina.

Semua pasti pada tau tentang Ibnu Sina. Seorang cendikiawan Muslim yang terkenal dengan karyanya, Canon of Medicine atau Al-Qanun fi At-Tibb  adalah seorang dokter terkenal di zamannya. Selain menguasai ilmu kedokteran, beliau juga menguasai beberapa cabang ilmu lain, diantaranya filsafat, fisika, psikologi, bahasa, dan ilmu agama.


Pertanyaannya, gimana cara Ibnu Sina atau yang biasa dikenal sebagai Avicenna belajar untuk menguasai cabang-cabang ilmu itu ? Nih, beberapa poin yang bisa kita contoh sebagai pelajar :






1. Gak malu bertanya

Ini nih yang jadi kendala para pelajar sekarang. Malu ! Ya, maksudnya malu bertanya. Sebenarnya, lewat pertanyaan itulah, kita akan mendapatkan sesuatu hal yang tidak kita ketahui menjadi kita ketahui. Juga akan meningkatkan ingatan akan ilmu tersebut karena guru yang kita tanya akan menjelaskan lagi dua kali. Ibnu Sina pun demikian, beliau tidak malu untuk bertanya pada siapapun. Bahkan, dia belajar aritmetika dari seorang pedagang sayur ! Kalau anak jaman sekarang, mungkin ogah kali ya...


2. Rela menerima saran dan kritik


Kritik adalah cerminan dirimu di mata orang lain. Saat orang lain mengkritik, jangan sedih dan sakit hari. Justru jadikan itu batu loncatan untuk menjadikan diri ini lebih baik lagi. Ada kisah unik tentang Ibnu Sina mengenai kritik. Suatu hari, Ibnu sina sedang berbicara dalam sidang di istana, dan dia terkendala dengan bahasa. Diantara yang hadir terdapat Abu Manshur Al-Jabban, dan mengrikitik Ibnu Sina, "Anda adalah seorang filsuf dan ahli hikmah, akan tetapi bahasa Arab anda tidak sesuai dengan ilmu Anda." Ibnu Sina merasa sakit dengan perkataan ini. Akan tetapi dia segera menyadari bahwa Abu Manshur memang benar. Maka dia pun segera mempelajari bahasa Arab selama tiga tahun hingga dia benar-benar menguasainya. Dari sini terlihat bahwa kritik bukanlah untuk disesali dan membuat murung, tapi karena inilah Ibnu Sina menjadi semakin jago dalam bahasa Arab.


3. Cinta buku, cinta membaca


Ibnu Sina dikenal sebagai orang yang gila buku. Salah satu tempat favoritnya adalah perpustakaan. Karena disana beliau bisa mendapat banyak ilmu. Ada kisah yang lagi-lagi menarik. Waktu itu, Raja Bukhara Nuh bin Mansur sakit, sehingga memanggil Ibnu Sina untuk merawatnya. Karena itulah, beliau bisa memasuki perpustakaan istana Samani yang besar. Ibnu Sina pun berkata :


“Semua buku yang aku inginkan ada di situ. Bahkan aku menemukan banyak buku yang kebanyakan orang bahkan tak pernah mengetahui namanya. Aku sendiri pun belum pernah melihatnya dan tidak akan pernah melihatnya lagi. Karena itu aku dengan giat membaca kitab-kitab itu dan semaksimal mungkin memanfaatkannya... Ketika usiaku menginjak 18 tahun, aku telah berhasil menyelesaikan semua bidang ilmu.” 


Buku adalah jendela dunia, makanya kita harus rajin-rajin membaca, karena kan sudah jelas, bahwa orang berilmu akan dinaikkan derajatnya beberapa tingkat oleh Allah, jika dibandingkan oleh orang-orang yang tidak berilmu. Lagipula, kalau punya ilmu dan bermanfaat bagi orang banyak, pahalanya nggak akan putus, kan ?


Oke, sekian postingan kali ini, semoga bisa bermanfaat dan makin banyak orang pinter dari Indonesia yang kayak Ibnu Sina, bahkan kalau bisa lebih baik lagi. Aamiin...



Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar