Hari ke-4 (kontes day 2)

Pagi ini terasa beda. Karena saya akan menuju kontes terakhir yang bisa dibilang akan menentukan saya lolos ke zona medali apa nggak. Meskipun peluang bisa dibilang kecil karena nilai day 1..... ah sudahlah.


Hari ini ada 3 soal kayak biasa :

  1. Belanja di Malioboro
  2. Motif Batik
  3. Ayam Aneh
Saya bertekad untuk dapet AC minimal 2 soal. Kayaknya (kayaknya lho ya) soalnya lebih mudah dari day 1. Tapi, ekspektasi tetaplah ekspektasi :(. Yah, saya berhasil mencetak skor (sedikit) lebih tinggi dari day 1. Entah kenapa. Tapi, ternyata..... tetep jeblok juga sih -_-. Disini saya merasa sedih Disini saya frutasi banget, hingga berpikir, jadi peserta aja udah bersyukur banget, yang penting udah ngerasain OSN lah. Gagal juga nggak masalah.

Sepanjang jalan menuju hotel, saya hanya duduk terdiam di bis, dimana peserta lain asik ngobrol dengan teman-temannya. Apakah hasil usaha saya berbulan-bulan akan berakhir disini ? Atau saya masih punya kesempatan ?

Hari ke-5

Hari ini hari jalan-jalan. Semoga ini bisa mengobati rasa galau kecewa saya karena 2 hari kontes. Schedule hari ini, bakal tour ke UGM, candi Prambanan, terus balik deh.

Akhirnya, kontingen ICS bisa berkumpul kembali :'). Akhirnya kami saling cerita dan saling umpat-mengumpat soal :v. Hingga akhirnya, ICS bertemu kontingen IC Gorontalo (ICG) dan IC Jambi (ICJ), biasa, foto bareng deh :3

#banggajadianakmadrasah
Singkat cerita, kunjungan ke UGM selesai. Kami langsung menuju ke Prambanan, habis shalat Jum'at. Ini merupakan kali pertama saya ke Prambanan, biasanya ke Borobudur terus :v.

Magnificent (candinya)
Kalian harusnya tau, apa yang akan dilakukan remaja kebanyakan pas berkunjung ke tempat wisata. Yap, foto-foto. Doang.

Ekspresi kebahagiaan ini akan menghilang keesokan harinya.
Banten warna-warni
Setelah dirasa cukup lama di Prambanan, kami semua kembali ke hotel masing-masing. Malam hari ini banyak dipakai teman-teman untuk jalan-jalan, entah ke mall sebelah hotel Sahid Rich, ke Malioboro, atau ke tempat lain. Kontingen ICS pun memutuskan untuk ke Malioboro, bersama guru-guru dan kakak-kakak IAIC yang berkunjung kesini. Pokoknya, malam ini saya puas-puasin refreshing, sebelum hari Sabtu nanti.

Hari ke-6


Pagi ini saya bisa lebih santai, karena acara baru mulai jam 08.30, artinya saya bisa santai di kamar dan sarapan lebih banyak. Pagi ini diisi dengan motivasi, mungkin untuk mempersiapkan mental kami menuju pengumuman hasil nanti :3.


Siangnya, kami berangkat ke Sportorium UMY. Inilah saat yang ditunggu-tunggu, menanti pengumuman medali, yah walaupun pesimis juga sih. Nah, disini saya berasa kesel banget. Ternyata, pas saya masuk, udah ada sedikit pembukaan, dengan pertunjukan musik dan nyanyian. Dan entah kenapa si penyanyi nyanyiin lagu "Sakitnya tuh Disini". Setelah itu, ya seperti biasa ada penampilan musik, sambutan, dan pidato dari pak Anies Baswedan. Nah, setelah pidato ini nih, saat paling keren.


Singkat cerita, akhirnya terbukti saya nggak dapet medali T_T. Tapi ya lumayan, ada pengalaman, jadinya bisa dimasukin blog. Pada akhirnya, total 7 orang dari ICS yang dapet medali :


Alhamdulillah...
Meskipun nggak dapet medali, banyak pengalaman yang bisa saya dapatkan, yang menurut saya itu berharga banget. Saya juga ketemu banyak teman dari daerah lain, teman-teman yang punya passion yang sama dengan saya. Yang jelas, saya akan mencoba men-support adik-adik kelas saya nanti supaya bisa lebih baik dari kakak kelasnya nanti. Aamiin.



Saya kembali ke kehidupan 'normal'. Belajar kimia, fisika, ngerjain tugas, PR yang tanpa henti, dan sebagainya. Saya juga harus mengejar ketertinggalan pelajaran, dan sesekali ikut ulangan harian yang dimana saya nggak ikut di materi itu. Berat memang, tapi ini konsekuensi yang pasti didapat.

Beberapa minggu kemudian, kami mulai resah akan pengumuman peserta OSN. Apakah nama kami ada disana atau tidak. Mencari ke website resmi, belum keluar juga. Kami terpaksa menanti tanpa kepastian.


Hingga suatu hari, terdengar kabar bahwa pak Tri (guru geografi kami) telah mendapat hasilnya. Saya belum begitu yakin, dan tidak bertanya kepada beliau. Hingga pagi harinya, saat apel pagi, terdengar sedikit 'kerusuhan'. Ternyata ada teman saya yang sudah tau hasilnya dari pak Tri, dan dia lolos. Wah, jangan-jangan diumumin pagi ini, nih. Tiba-tiba pak Tri maju ke depan dan mengambil microphone, dan...


"Bapak akan membacakan pengumuman teman kalian yang lolos ke OSN."

Nah kan, kejadian juga. Saya mulai berdoa dalam hati, sambil berharap semua teman saya juga ikut lulus. Satu persatu mata pelajaran dibacakan, hingga akhirnya,


"Bidang komputer, Ahmad Fahmi Pratama."


Alhamdulillah ! Do'a saya terkabul. Ternyata nilai OSP saya waktu itu bisa tembus nasional juga ya, haha. Akhirnya, tersebutlah 12 orang. Dua belas orang yang akan membawa bendera Insan Cendekia Olympiad Team (ICOT) menuju Yogyakarta. Dan, sayangnya, nggak ada perempuannya. Padahal tahun sebelumnya cukup berimbang. 


Menuju OSN 2015


Hari-hari terasa lebih berat buat saya. Masalahnya, OSN ini benar-benar berbeda dari OSP dan OSK, jadi saya nggak bisa sekedar mengandalkan kemampuan di OSP. Untungnya saya sering ngoding soal-soal di TLC (Toki Learning Centre), codeforces, dan lain-lain. Tapi keseringan wrong answernya sih -_-. Saya juga sudah belajar beberapa bahan buat OSN. Ya seenggaknya ini cukup memudahkan, apalagi saya sudah mulai menguasai bahasa C++ waktu itu.


Karena keterbatasan waktu menggunakan laptop di sekolah, saya berlatih coding dengan kertas di kamar. Jadi, saya buat pseudocodenya kayak gimana, baru pas ketemu laptop saya coding ulang dan disubmit. Lumayan membantu juga, coding di kertas melatih berpikir yang lebih teliti, nggak sedikit-sedikit compile, ketemu bug, coding lagi, dan seterusnya.


Akhirnya, kabar gembira datang juga. Saya, bersama anak geografi dan math akan dibawa pelatihan lagi ke Bandung. Dan yang bikin kaget, ternyata saya ketemu kak Mamat, yang dulu pernah ngajar saya juga sebelum OSK. Disini saya juga bertemu teman se-Banten yang bernama Ensof dan Phasya, juga beberapa teman lain seperti Reynaldo, Wildan, dan Sonny. Btw, Wildan ternyata dari Bekasi dan kenal banyak teman saya dari SMP.


Pelatihan berjalan asik, karena saya mendapat banyak sekali materi yang ternyata masih asing, meskipun pernah mendengarnya dulu. Ternyata, saya latihan banyak pun masih ada materi penting (banyak) yang ternyata belum saya mengerti. Dan saya baru memahaminya beberapa minggu menjelang OSN ini -_-, macam DP, binary search, quicksort, prefix sum, dll.


Satu minggu pelatihan terlewati, yang berarti saya akan kembali ke asrama dan mau nggak mau belajar sendirian (lagi). Ditambah kami yang tinggal 12 orang, wisma semakin sepi dan semangat belajar saya mulai menurun lagi.


Ternyata ada kabar gembira lagi. Banten bakal ngadain Pelatda ! Pelatda ini dilaksanakan di hotel Grand Serpong. Semua kontingen ICS ikut, kecuali biologi, kimia, sama kebumian (kebumian udah ke Yogya duluan, pelatihan :v). Suasana hotel yang nyaman bikin bawaan saya jadi agak males. Bahaya, nih. Mana makanannya enak lagi -_-. Tapi, akhirnya mood belajar saya meningkat setelah melihat betapa jagonya teman-teman dari sekolah lain.


Satu minggu pelatihan, kami kembali lagi ke asrama, hingga akhirnya saya mendapat berita, saya akan dibawa ke Bandung (lagi?) buat pelatihan. Tapi beda tempat, dan beda guru. Disini saya ketemu dengan kak Alfan, yang juga alumnus OSN. Materinya kurang lebih sama (ya kan mengacu ke silabus), tapi kali ini lebih fokus ke latihan. Jadi, akan banyak soal yang tersedia, kami harus mengerjakannya sebelum pelajaran dimulai. Ini memberi keuntungan mengingat saya lebih bisa menguasai materi melalui latihan. Jadi semoga ini bisa membantu saya kedepannya.


Akhirnya, pelatihan pun selesai, dan saya bisa BENAR-BENAR istirahat di asrama sembari belajar sendiri tanpa keluar kota lagi (hingga OSN).


OSN 2015


Beberapa hari sebelumnya, kami berkumpul di ruang audiovisual, bersama guru-guru dan komite. Mengadakan semacam pelepasan gitu, dan pembagian kaos ICOT ! Ada rasa bangga di hati ini, mengingat dulu saya memimpikan kaos yang sama, akhirnya baru terwujud sekarang :'). 



Before the final strike
Akhirnya, tanggal 17 Mei (atau 16, saya lupa) kami semua berangkat ke hotel Grand Serpong, untuk mengadakan pelepasan dan pembekalan oleh dinas pendidikan Banten. Dari sana kami akan menuju bandara untuk terbang ke Yogyakarta.

Besoknya, kami semua berangkat menuju bandara. Btw, ini pertama kali saya naik pesawat :'). Ternyata gak nyampe 2 jam, kami sudah sampai di tujuan. Di bandara kami berpisah sesuai hotel masing-masing. Saya sendiri di hotel Sahid Rich, bersama peserta kebumian, ekonomi, dan astronomi. Di bis, saya iseng buka FB. Ternyata, saya nemu post ini :



Ini yang bikin kakak IAIC :')
Jujur, saya seneng banget, tapi juga agak sedih, kalau takutnya kami (khususnya saya) nggak berhasil dapet medali di OSN ini. Takut mengecewakan guru-guru dan alumni juga kan, apalagi sekolah udah memberikan pelatihan disana-sini.

Akhirnya, saya sampai di hotel. Ngisi biodata segala macem, bagi-bagi atribut, dan hal-hal biasa lainnya. Oiya, saya disini kenalan sama temen sekamar, namanya Kevin.


Hari ke-2 (kontes day 0)


Pagi ini, akan diadakan pembukaan OSN 2015. Sayangnya bis kontingen komputer berangkat agak telat, jadi kami kebagian di belakang. Overall, pembukannya megah banget. Belum pernah saya berada di acara semegah ini.


Mantap.
Hari ini juga diisi dengan practice session, yaitu pengenalan sistem dan komputer yang akan digunakan. Juga sekalian pengenalan kampus. Kontes dilaksanakan di Universitas Islam Indonesia. Komputer disini touchscreen, asik juga makenya karena layarnya lebar :v.

Okay, practice session ada 3 soal, yaitu :

  1. Tekotek
  2. Sengketa Tanah
  3. Menimbang
Entah kenapa, saya lagi kacau banget T_T. Padahal setelah dipikir lagi, solusinya bener-bener gampang, tapi cuma AC 1 soal, 2 soal yang lain ya dikit doang dapetnya. Saya punya firasat buruk akan OSN ini :(.

Practice session selesai, kami kembali ke hotel. Parahnya, di kamar saya kena demam T_T. Sebenernya demam itu dari sebelum practice session, sekarang makin parah. Saya cuma bisa istirahat di tempat tidur, mungkin dimana teman yang lain pada belajar dan latihan.

Hari ke-3 (kontes day 1)


Paginya, saya terbangun kayak biasa. Alhamdulillah, saya merasa pusing saya mereda, meski dikit-dikit suka pusing, tapi lebih baik dari kemarin. Kami berangkat lagi ke UII, dan langsung dibagikan komputer masing-masing.


Jadi, soal day 1 ada 3 :

  1. Pertahanan Yogya
  2. Menyiram Sawah
  3. Bisa Jadi Tebak Angka
Taktik saya gini : Baca dulu semua soal, terus urutin kira-kira difficulty nya, terus hajar deh. Lima jam pun berlalu, dan nilai saya jeblok. Jatuh ke jurang lah pokoknya. Frustasi, saya memutuskan untuk menonton film di kamar.

Nyampe di kamar, tiba-tiba mendapat solusi penyelesaian salah satu soal day 1, yang kalo dipikir mungkin bisa AC T_T. Yah, memang otak saya ini cukup menyebalkan. Pusing, saya pun menyerahkan diri ke kasur.
Nggak kerasa, masa kelas X sudah lewat. Artinya, udah kelas XI dong. Artinya lagi, pendaftaran KBS bakal dibuka lagi dong (buat yang nggak tau apa itu KBS, baca post sebelumnya di sini). Pokoknya, ini bakal jadi kesempatan terakhir. Pasti bakal sibuk juga ngebagi waktu, mengingat saya juga anggota OSIS.

Agar nggak mengulang kesalahan sebelumnya (nilai MTK kurang), saya pun ambil les privat, sama guru privat tentunya. Sebenernya emang mau naikin nilai MTK sih, walaupun nantinya saya nggak jadi KBS pun. Ya pokoknya, sebisa mungkin kesalahan-kesalahan yang kelihatan 'sepele' harus dihindari.


Singkat cerita, saya kembali lolos ke KBS komputer. Disini saya bertemu dengan anak-anak kelas X yang ternyata cukup excited buat ikutan. Bagus sih, karena bakal banyak penerus nantinya, haha. Tapi, ini patut diwaspadai. Karena, ada beberapa yang emang background math nya bagus, dan logikanya bener-bener jalan. Ngeri nih, masa' dikalahin sama kelas X, ya nggak boleh lah.


Selama KBS, saya berusaha untuk lebih fokus dalam memahami materi. Kadang kakak kelas juga ikut ngajarin (special thanks to kak Adzka dan kak Turfa), berhubung mereka alumnus OSN sebelumnya, sedikit banyak materi jadi lebih fokus lah. Saya dan Fadli (btw, tahun sebelumnya Fadli lolos ke OSP 2014 :o) juga suka tuker-tukeran buku dan soal, terus dibagi-bagiin ke adek kelas. Biar mereka lebih baik dari kakak kelasnya kelak (masyaAllah).


Hingga akhirnya, sampailah ke seleksi tahap II, menyisakan 6 orang terpilih, buat seleksi lagi ke tahap III (tim OSK). Nah, disini mulai asik, karena disini kami mulai dikasih keringanan yaitu....


bolos dari kelas ! *jangan ditiru, ini mumpung pelatihan aja


Ya, berhubung MANICS punya wisma, jadi kami dipersilahkan latihan di wisma bersama pelajaran lain, kayak fisika, mtk, kimia, dll. Pokoknya, seru banget deh. Mengenang sekali pelatihan waktu itu :'). Sekolah juga manggil pengajar dari luar, yaitu kak Mamat Rahmat, yang ternyata alumnus OSN juga. Wah, mantep nih. Dan yang bikin seru lagi, tiap hari dapet snack juga, yang lumayan enak karena pasti laper.


Hingga suatu saat, kak Mamat bilang yang kira-kira gini :

"Hari ini kita mau ada latihan, santai aja, kerjain kaya biasa"


Latihan ? Hati-hati, IT'S A TRAP. Saya curiga kalo ini tes akhir buat nentuin tim OSK. Yaudah, saya kerjain kaya BIASANYA. Iya, biasanya tuh saya agak panik, dan mendadak perfeksionis. Mendadak teliti deh, berasa punya mikroskop di mata. Yah, semoga kali ini berhasil deh.


Beberapa hari kemudian, hasil keluar. Tapi saya belum tahu, tuh. Lagi di perpus ceritanya. Tau-tau, ada temen saya ke perpus, nanyain sesuatu. Terus, tiba-tiba dia ngucapin selamat kalo saya lolos ke OSK. Kaget, kan ? Pastinya. Akhirnya, saya cek di pintu wisma. Ternyata, emang bener saya lolos ! Alhamdulillah..... Ternyata, tim OSK komputer terdiri dari Saya, Fadli, dan Faishal (kelas X).


Kemudian, hasil pelajaran lain pun bermunculan, akhirnya, terbentuk lah tim 27 orang, 9 pelajaran. Dan disana, kami mulai menyandang nama,



bukan logo resmi, ini karya Dhafin Fuad (OSN geografi)

Insan Cendekia Olympiad Team.

Ada rasa bangga sekali waktu itu. Nama yang saya impi-impikan dari kelas X, akhirnya berhasil saya sandang. Semoga, ini tidak mengecewakan guru-guru dan kawan-kawan semuanya.

Saatnya OSK

Pagi itu, kami bersiap menuju tempat pelaksanaan OSK. Belajar sudah selesai. Yang bisa dilakukan sekarang, hanyalah tawakkal kepada Allah, semoga hasil belajar selama beberapa minggu sebelumnya tidak sia-sia.

ICOT kontingen untuk OSK, jangan tanya kenapa ceweknya cuma dua.

Disana kami bertemu teman-teman dari sekolah lain. Seru juga, bisa bertemu teman-teman dalam passion yang sama, berkompetisi menjadi yang terbaik. Beberapa anak IC juga ada yang temannya ikut OSK, dan akhirnya bertemu disana.

Singkat cerita, tes pun selesai. Hasil belajar kami berminggu-minggu, akan ditentukan disini, di ratusan menit ini. Pusing, memang. Galau menunggu, itu pasti. Tapi yang jelas, kami sudah berikhtiar.

Seusai tes, kami diajak makan siang oleh guru-guru. Makanannya enak, cukup lah untuk menghilangkan suasana galau setelah OSK.

Beberapa minggu setelahnya....

Saya lagi santai-santai di asrama, sambil menunggu pengumuman OSK. Waktu itu udah nanya bu Tini (guru kimia, pembimbing tim olim kimia IC), katanya udah keluar, tapi nanti baru ditempel. Tiba-tiba, ada temen saya nanyain

"Mi ! nggak liat hasil OSK ?"
saya jawab, "Hah ? Udah keluar ?"

"Iya ! tuh pada kesana semua !"

Sontak saya kaget, wong katanya keluarnya belum sekarang kok. Saya agak berlari ke mading sekolah, tiba-tiba, ada teman saya bilang,

"selamat, Mi."

Nggak mau keburu pede, saya langsung lari ke depan mading. Ternyata, alhamdulillah, saya lolos ke OSP, peringkat 4 ! Tapi, sedihnya, komputer cuma saya seorang. Kehilangan teman seperjuangan, membuat saya cukup sedih pada awalnya. Apalagi, kami sudah saling membantu sejak masih KBS. Tapi, Allah berkata lain. Ini memang sudah terjadi. Yang saya harus lakukan sekarang, harus mempertanggungjawabkan predikat "peserta OSP" ini menjadi "peserta OSN", agar bisa membanggakan sekolah, mengingat saya cuma sendirian, di bidang komputer.

Struggling again

Pelatihan di wisma menjadi berbeda. Jauh. Menjadi makin sepi. Teman-teman yang kemarin masih berjuang bersama di OSK, sekarang sudah nggak ada. Belajar pun rasanya biasa aja (buat saya), ya seruangan cuma saya sendiri, ditemani ASUS kebanggaan -_-.

Kemudian, saya mendapat kabar gembira, bahwa saya, Ariq-Hamdan (astronomi), dan Fairuz-Zein (math) akan dibawa ke pelatihan OSP di Bandung. Wah, ini kesempatan emas. Pasti bakal banyak teman-teman dari luar kota, bahkan mungkin luar provinsi. Kami pun akhirnya berangkat ditemani pak Soleh dan pak Darno (guru math).

Selama pelatihan di Bandung, entah kenapa semangat saya menurun. Mungkin karena pelatihan di hotel, bawaannya males kali ya. Di kamar, bukannya latihan, malah banyakan nonton TV dan makan popcorn -_-. Seusai pelatihan, saya jadi takut sendiri, ini akan berdampak SANGAT buruk buat OSP saya nanti.

Kerjaan kami pas pelatihan

Akhirnya, setelah berminggu-minggu belajar, saat itu pun tiba. Asiknya, kami akan menginap di hotel Jayakarta, dekat pantai Anyer, persis ! Jadi, asiknya bisa ke pantai seusai tes nanti. Pantainya juga bersih, pokoknya cocok lah buat refreshing setelah perang.

Berdoa dulu
Kami berangkat bersama kontingen Tangerang Selatan naik bis. Aura 'sains'nya terasa sekali. Saya melihat banyak wajah-wajah 'jenius' disini. Wajah orang yang telah menjadi teman sekota, bersama mewakili Tangsel, tapi ujung-ujungnya akan jadi rival di depan paket-paket soal nanti. Nggak mau ambil pusing, akhirnya saya memilih tidur sepanjang jalan menuju hotel.

Beberapa jam kemudian, kami sampai, disini !

Mantap. (ini diambil dari anyer.jayakartahotelsresorts.com)
Lelah di bis terganti dengan pemandangan indah. Nggak pake lama, panitia pun segera membagikan kunci kamar. Untungnya, satu kontingen ICOT (kecuali dua perempuan, tentunya) jadi 1 cottage. 

Sembari menunggu pembukaan resmi, kami memutuskan untuk memasak mie instan.

Percayalah, ini bukan belajar

Lihat betapa laparnya orang berbaju kuning itu

Beberapa jam kemudian, pembukaan resmi dilaksanakan. Biasa lah, sambutan, peraturan gitu-gitu deh. Bosan, akhirnya saya iseng gambar-gambar di notes gratis dari panitia.

Saatnya OSP

Kami bangun lebih pagi dari biasanya. Maklum, biar kebagian mandi lebih awal. Setelah bersiap dan sarapan pagi, kami berkumpul di belakang cottage. Do'a dipimpin Ilham, lalu berfoto bersama sebelum berangkat ke medan perang.

Before

Di menit-menit pertama, saya masih menemukan soal yang cukup 'mudah'. Jika ketemu yang susah, saya lewati dulu. Kemudian, setelah sekitar 1 jam mengerjakan, akhirnya saya tiba di nomor 47 (48-50 disuruh bikin pseudocode, lewatin dulu). Saya curiga, kenapa saya begitu cepat mengerjakan soal ini. Saya cek lembar jawaban, ternyata saya baru mengerjakan sekitar 1/4 bagian !

Ternyata, 3/4 bagian soal termasuk bagian susah yang saya lewati. Saya berusaha tenang, nggak memikirkan waktu yang tersisa (total 180 menit, -20 menit psikotes). Akhirnya, saya mencoba mengerjakan no. 48-50. Ternyata, nomor terakhir susah banget, akhirnya saya cuma ngerjain sekenanya, saya tulis aja ide ngasal yang tiba-tiba lewat. Kemudian, lanjut ngerjain sisanya, hingga akhirnya,

"waktu tinggal 5 menit lagi.."

Duh, masih banyak yang belum kelar. Saya nggak tau harus ngapain lagi. Sempat kepikiran, peluang lolos akan sangat kecil. Saya juga nggak tau (atau lupa) poin per soal itu berapa, ada nilai minus apa nggak, akhirnya saya memutuskan untuk tidak ngasal. Jadi, hasilnya nanti insyaAllah murni dari otak, hehe.

Waktu habis. Stres. Keluar ketemu temen dari ekonomi, stres juga. Kami seperti sekumpulan ilmuwan gila. 

After (senyum ini hanya rekayasa)
Akhirnya, kami pun kembali ke hotel dan puas-puasin tidur siang.

Sorenya, kami memutuskan untuk main-main di pantai. Pantainya cukup bersih, dan anginnya juga segar. Beberapa dari kami membeli bakso dan bersantai-santai. Sisanya mainan pasir, bikin-bikin tulisan, ya gitu lah.

Pelampiasan kekesalan
Kami pun bermain, seolah-olah tidak ada apa-apa sebelumnya.

Ketika pertama kali menginjakkan kaki di sekolah ini, saya terpikir untuk mencoba mengikuti jejak kakak kelas (angkatan 18 & 17) di dunia olimpiade. Ya, kelas VIII SMP dulu, sedikit banyak saya telah mengetahui (dan mencicipi) sedikit dunia olimpiade, tapi cuma sampai tingkat OSK. Fisika, tepatnya. Karena memang tidak niat, jadi saya ikuti dengan setengah-setengah. Hasilnya pun, ya begitu.

Makanya, di kelas X, saya ingin memperbaiki kesalahan di masa lalu, dengan kembali mencoba bidang fisika. Apalagi setelah mengetahui bahwa kalau kamu bisa mendapat medali di tingkat internasional, bakal lebih mudah (banget) untuk masuk ke universitas yang diinginkan.

Tapi, setelah dipikir-pikir lagi, fisika tidaklah mudah. Sulit banget, bahkan (karena emang nggak suka). Makanya, geser dikit deh, ke kimia. Entah kenapa begitu. Akhirnya saya membulatkan tekad, harus bisa OSN kimia !

Pendaftaran dibuka

Beberapa bulan setelah masuk kelas X, saya mendengar bahwa akan ada pendaftaran KBS (Klub Bidang Studi, kalau di MAN Insan Cendekia Serpong ada yang namanya KBS, buat seleksi tim olimpiade gitu lah). Saya bersemangat sekali dong. Saya harus bisa lolos tim kimia nih, pikir saya waktu itu.

Mulailah, ke toko buku cari-cari buku olimpiade kimia, buku kimia, pokoknya kimia dah. Berharap bisa lolos, kan. Ikhtiar dulu. 

Akhirnya, pendaftaran dibuka ! Saya pun menuliskan nama di daftar. Kemudian, tiba-tiba saya melihat berkas pendaftaran di sebelahnya, pendaftaran tim olimpiade bidang komputer.

Deg deg. Deg deg. 

Jadi, OSN ada komputer juga ? Pokoknya, kaget betul waktu itu. Apakah saya akan disuruh bikin software ? Ataukah akan jadi seperti hacker ? Entahlah. Tapi yang jelas, kalau ada komputer, mending coba ini juga deh. Maklum, dari kecil doyan main komputer haha. Semoga aja ada sedikit keberuntungan di bidang ini. Tapi tetep, kimia harus bisa lolos.

Akhirnya, seleksi dimulai

Seleksi pun dimulai. Untungnya seleksi kimia dan komputer harinya beda, jadi bisa ikut dua-duanya. Pertama, seleksi kimia.

...... Ini soal macam apa sih ?

Maklum lah, beli buku belum dibaca. Yaudah, ngerjain soal sebisanya, nebak-nebak segala. Wah, kacau deh. Nggak berharap lulus ini mah. Takut sia-sia juga udah beli buku banyak. Yah, semoga beruntung di komputer deh...

Hari kedua, seleksi komputer.

....... Lumayan, tapi ini...soal apa ?

Emang, pake logika bisa ngerjainnya. Tapi, masa disuruh nyari digit terakhir dari 2009^2010 ? (kalau gak salah) Makin pusing, 2 hari dihantam soal, saya pun tepar di asrama.

Hasilnya....

Yap, sudah diduga. Kimia nggak lolos. Sudahlah, liat komputer deh.

Wah, alhamdulillah lolos.


Lolos, peringkat 2 dari bawah. Ini makin sakit ketika tau kalau emang semua pendaftar diterima, karena yang daftar sedikit, cuma belasan orang. Bukan kebanggaan ini mah...

Oke, yang penting diterima dulu. Masalah belakangnya gimana, ikhtiar dulu.

Hari-hari selanjutnya pun terasa beda, karena harus ditambah beban pelajaran olimpiade. Saya pun mulai mencari bahan-bahan pelajaran dan soal-soal tahun sebelumnya, ditambah materi pascal yang diberikan pak Dayun (guru komputer kami di MANICS). Karena gak tau silabusnya, akhirnya saya cari materi dimana-mana, dan berantakan. Ada yang dari blog alumni TOKI, buku peninggalan kakak kelas, nanya ke temen (seperjuangan, namanya Fadli, dia jago), hingga ke buku MTK kelas XI. Saya pun mulai mengalihkan perhatian sepenuhnya ke komputer ini, saya merasa, passion saya ada disini. Saya yakin, suatu saat nanti, saya akan ikut OSN. Entah itu 2014 ataupun 2015.

Seleksi pun terjadi lagi. Kali ini seleksi tahap II. Yang bikin kaget, jumlah pesertanya berkurang drastis. Mungkin pada males atau gimana, only Allah knows. Akhirnya dengan peserta tinggal 6 orang, seleksi pun dimulai.

Beberapa minggu, kok hasilnya nggak keluar-keluar ya ? Bingung, nanya ke pak Dayun deh. Kira-kira gini percakapannya : (>) : saya, (-) : pak Dayun

> Assalamualaikum, pak, mau tanya
- Waalaikumsalam, ya tanya apa ?
> Pak, hasil seleksi tahap II udah ada belum ?
- Oh, udah ada nih
*saya kaget*
> Boleh lihat, pak ?
- Iya, nama kamu Fahmi, kan ?
> Iya, pak, kenapa ?
- Maaf Fahmi, kamu tidak lolos....
> Loh, kenapa pak ?
- Iya, nilai matematika semester I kamu kurang untuk memenuhi syarat ikut OSK, jadi tahun depan dicoba lagi ya

Saya pun pulang ke asrama. Hampa. Masa bisa nggak lolos.....? Yah, mungkin bukan rezeki tahun ini, nanti coba lagi lah, pas kelas XI.

Selamat tinggal, OSN 2014.