Ketika Saya Bertemu Olimpiade... (part II)

Nggak kerasa, masa kelas X sudah lewat. Artinya, udah kelas XI dong. Artinya lagi, pendaftaran KBS bakal dibuka lagi dong (buat yang nggak tau apa itu KBS, baca post sebelumnya di sini). Pokoknya, ini bakal jadi kesempatan terakhir. Pasti bakal sibuk juga ngebagi waktu, mengingat saya juga anggota OSIS.

Agar nggak mengulang kesalahan sebelumnya (nilai MTK kurang), saya pun ambil les privat, sama guru privat tentunya. Sebenernya emang mau naikin nilai MTK sih, walaupun nantinya saya nggak jadi KBS pun. Ya pokoknya, sebisa mungkin kesalahan-kesalahan yang kelihatan 'sepele' harus dihindari.


Singkat cerita, saya kembali lolos ke KBS komputer. Disini saya bertemu dengan anak-anak kelas X yang ternyata cukup excited buat ikutan. Bagus sih, karena bakal banyak penerus nantinya, haha. Tapi, ini patut diwaspadai. Karena, ada beberapa yang emang background math nya bagus, dan logikanya bener-bener jalan. Ngeri nih, masa' dikalahin sama kelas X, ya nggak boleh lah.


Selama KBS, saya berusaha untuk lebih fokus dalam memahami materi. Kadang kakak kelas juga ikut ngajarin (special thanks to kak Adzka dan kak Turfa), berhubung mereka alumnus OSN sebelumnya, sedikit banyak materi jadi lebih fokus lah. Saya dan Fadli (btw, tahun sebelumnya Fadli lolos ke OSP 2014 :o) juga suka tuker-tukeran buku dan soal, terus dibagi-bagiin ke adek kelas. Biar mereka lebih baik dari kakak kelasnya kelak (masyaAllah).


Hingga akhirnya, sampailah ke seleksi tahap II, menyisakan 6 orang terpilih, buat seleksi lagi ke tahap III (tim OSK). Nah, disini mulai asik, karena disini kami mulai dikasih keringanan yaitu....


bolos dari kelas ! *jangan ditiru, ini mumpung pelatihan aja


Ya, berhubung MANICS punya wisma, jadi kami dipersilahkan latihan di wisma bersama pelajaran lain, kayak fisika, mtk, kimia, dll. Pokoknya, seru banget deh. Mengenang sekali pelatihan waktu itu :'). Sekolah juga manggil pengajar dari luar, yaitu kak Mamat Rahmat, yang ternyata alumnus OSN juga. Wah, mantep nih. Dan yang bikin seru lagi, tiap hari dapet snack juga, yang lumayan enak karena pasti laper.


Hingga suatu saat, kak Mamat bilang yang kira-kira gini :

"Hari ini kita mau ada latihan, santai aja, kerjain kaya biasa"


Latihan ? Hati-hati, IT'S A TRAP. Saya curiga kalo ini tes akhir buat nentuin tim OSK. Yaudah, saya kerjain kaya BIASANYA. Iya, biasanya tuh saya agak panik, dan mendadak perfeksionis. Mendadak teliti deh, berasa punya mikroskop di mata. Yah, semoga kali ini berhasil deh.


Beberapa hari kemudian, hasil keluar. Tapi saya belum tahu, tuh. Lagi di perpus ceritanya. Tau-tau, ada temen saya ke perpus, nanyain sesuatu. Terus, tiba-tiba dia ngucapin selamat kalo saya lolos ke OSK. Kaget, kan ? Pastinya. Akhirnya, saya cek di pintu wisma. Ternyata, emang bener saya lolos ! Alhamdulillah..... Ternyata, tim OSK komputer terdiri dari Saya, Fadli, dan Faishal (kelas X).


Kemudian, hasil pelajaran lain pun bermunculan, akhirnya, terbentuk lah tim 27 orang, 9 pelajaran. Dan disana, kami mulai menyandang nama,



bukan logo resmi, ini karya Dhafin Fuad (OSN geografi)

Insan Cendekia Olympiad Team.

Ada rasa bangga sekali waktu itu. Nama yang saya impi-impikan dari kelas X, akhirnya berhasil saya sandang. Semoga, ini tidak mengecewakan guru-guru dan kawan-kawan semuanya.

Saatnya OSK

Pagi itu, kami bersiap menuju tempat pelaksanaan OSK. Belajar sudah selesai. Yang bisa dilakukan sekarang, hanyalah tawakkal kepada Allah, semoga hasil belajar selama beberapa minggu sebelumnya tidak sia-sia.

ICOT kontingen untuk OSK, jangan tanya kenapa ceweknya cuma dua.

Disana kami bertemu teman-teman dari sekolah lain. Seru juga, bisa bertemu teman-teman dalam passion yang sama, berkompetisi menjadi yang terbaik. Beberapa anak IC juga ada yang temannya ikut OSK, dan akhirnya bertemu disana.

Singkat cerita, tes pun selesai. Hasil belajar kami berminggu-minggu, akan ditentukan disini, di ratusan menit ini. Pusing, memang. Galau menunggu, itu pasti. Tapi yang jelas, kami sudah berikhtiar.

Seusai tes, kami diajak makan siang oleh guru-guru. Makanannya enak, cukup lah untuk menghilangkan suasana galau setelah OSK.

Beberapa minggu setelahnya....

Saya lagi santai-santai di asrama, sambil menunggu pengumuman OSK. Waktu itu udah nanya bu Tini (guru kimia, pembimbing tim olim kimia IC), katanya udah keluar, tapi nanti baru ditempel. Tiba-tiba, ada temen saya nanyain

"Mi ! nggak liat hasil OSK ?"
saya jawab, "Hah ? Udah keluar ?"

"Iya ! tuh pada kesana semua !"

Sontak saya kaget, wong katanya keluarnya belum sekarang kok. Saya agak berlari ke mading sekolah, tiba-tiba, ada teman saya bilang,

"selamat, Mi."

Nggak mau keburu pede, saya langsung lari ke depan mading. Ternyata, alhamdulillah, saya lolos ke OSP, peringkat 4 ! Tapi, sedihnya, komputer cuma saya seorang. Kehilangan teman seperjuangan, membuat saya cukup sedih pada awalnya. Apalagi, kami sudah saling membantu sejak masih KBS. Tapi, Allah berkata lain. Ini memang sudah terjadi. Yang saya harus lakukan sekarang, harus mempertanggungjawabkan predikat "peserta OSP" ini menjadi "peserta OSN", agar bisa membanggakan sekolah, mengingat saya cuma sendirian, di bidang komputer.

Struggling again

Pelatihan di wisma menjadi berbeda. Jauh. Menjadi makin sepi. Teman-teman yang kemarin masih berjuang bersama di OSK, sekarang sudah nggak ada. Belajar pun rasanya biasa aja (buat saya), ya seruangan cuma saya sendiri, ditemani ASUS kebanggaan -_-.

Kemudian, saya mendapat kabar gembira, bahwa saya, Ariq-Hamdan (astronomi), dan Fairuz-Zein (math) akan dibawa ke pelatihan OSP di Bandung. Wah, ini kesempatan emas. Pasti bakal banyak teman-teman dari luar kota, bahkan mungkin luar provinsi. Kami pun akhirnya berangkat ditemani pak Soleh dan pak Darno (guru math).

Selama pelatihan di Bandung, entah kenapa semangat saya menurun. Mungkin karena pelatihan di hotel, bawaannya males kali ya. Di kamar, bukannya latihan, malah banyakan nonton TV dan makan popcorn -_-. Seusai pelatihan, saya jadi takut sendiri, ini akan berdampak SANGAT buruk buat OSP saya nanti.

Kerjaan kami pas pelatihan

Akhirnya, setelah berminggu-minggu belajar, saat itu pun tiba. Asiknya, kami akan menginap di hotel Jayakarta, dekat pantai Anyer, persis ! Jadi, asiknya bisa ke pantai seusai tes nanti. Pantainya juga bersih, pokoknya cocok lah buat refreshing setelah perang.

Berdoa dulu
Kami berangkat bersama kontingen Tangerang Selatan naik bis. Aura 'sains'nya terasa sekali. Saya melihat banyak wajah-wajah 'jenius' disini. Wajah orang yang telah menjadi teman sekota, bersama mewakili Tangsel, tapi ujung-ujungnya akan jadi rival di depan paket-paket soal nanti. Nggak mau ambil pusing, akhirnya saya memilih tidur sepanjang jalan menuju hotel.

Beberapa jam kemudian, kami sampai, disini !

Mantap. (ini diambil dari anyer.jayakartahotelsresorts.com)
Lelah di bis terganti dengan pemandangan indah. Nggak pake lama, panitia pun segera membagikan kunci kamar. Untungnya, satu kontingen ICOT (kecuali dua perempuan, tentunya) jadi 1 cottage. 

Sembari menunggu pembukaan resmi, kami memutuskan untuk memasak mie instan.

Percayalah, ini bukan belajar

Lihat betapa laparnya orang berbaju kuning itu

Beberapa jam kemudian, pembukaan resmi dilaksanakan. Biasa lah, sambutan, peraturan gitu-gitu deh. Bosan, akhirnya saya iseng gambar-gambar di notes gratis dari panitia.

Saatnya OSP

Kami bangun lebih pagi dari biasanya. Maklum, biar kebagian mandi lebih awal. Setelah bersiap dan sarapan pagi, kami berkumpul di belakang cottage. Do'a dipimpin Ilham, lalu berfoto bersama sebelum berangkat ke medan perang.

Before

Di menit-menit pertama, saya masih menemukan soal yang cukup 'mudah'. Jika ketemu yang susah, saya lewati dulu. Kemudian, setelah sekitar 1 jam mengerjakan, akhirnya saya tiba di nomor 47 (48-50 disuruh bikin pseudocode, lewatin dulu). Saya curiga, kenapa saya begitu cepat mengerjakan soal ini. Saya cek lembar jawaban, ternyata saya baru mengerjakan sekitar 1/4 bagian !

Ternyata, 3/4 bagian soal termasuk bagian susah yang saya lewati. Saya berusaha tenang, nggak memikirkan waktu yang tersisa (total 180 menit, -20 menit psikotes). Akhirnya, saya mencoba mengerjakan no. 48-50. Ternyata, nomor terakhir susah banget, akhirnya saya cuma ngerjain sekenanya, saya tulis aja ide ngasal yang tiba-tiba lewat. Kemudian, lanjut ngerjain sisanya, hingga akhirnya,

"waktu tinggal 5 menit lagi.."

Duh, masih banyak yang belum kelar. Saya nggak tau harus ngapain lagi. Sempat kepikiran, peluang lolos akan sangat kecil. Saya juga nggak tau (atau lupa) poin per soal itu berapa, ada nilai minus apa nggak, akhirnya saya memutuskan untuk tidak ngasal. Jadi, hasilnya nanti insyaAllah murni dari otak, hehe.

Waktu habis. Stres. Keluar ketemu temen dari ekonomi, stres juga. Kami seperti sekumpulan ilmuwan gila. 

After (senyum ini hanya rekayasa)
Akhirnya, kami pun kembali ke hotel dan puas-puasin tidur siang.

Sorenya, kami memutuskan untuk main-main di pantai. Pantainya cukup bersih, dan anginnya juga segar. Beberapa dari kami membeli bakso dan bersantai-santai. Sisanya mainan pasir, bikin-bikin tulisan, ya gitu lah.

Pelampiasan kekesalan
Kami pun bermain, seolah-olah tidak ada apa-apa sebelumnya.

Next PostPosting Lebih Baru Previous PostPosting Lama Beranda

0 komentar:

Posting Komentar